Halimi Zuhdy
1.
Memilih bentuk tulisan
Penulis memilih
bentuk tulisan yang akan ditulis, akan menulis puisi atau cerita, jika ingin
menulis puisi maka memilih uslub/diksi lebih selektif, karena ada
keterkaitan antara kata, makna, bunyi (musikalitas) dan lainnya. Sedangkan
kalau cerita lebih sederhana dan tidak memerlukan keserasian dalam kata.
2.
Memilih kata yang tepat
Dalam pemilihan
kata, penulis dituntut untuk memiliki kemampuan kreatifitas, intuisi dan
imajinasi serta pengalaman dan pengetahuan. Misalkan ingin mengatakan “aku
mencintaimu” dirubah dengan “aku ingin mencium bunga yang ada di telapak
kakimu”. Dari yang sederhana berubah menjadi bahasa yang penuh imajinatif dan
tidak biasa. Ini diperlukan keselektifan dalam memlih kata disesuaikan dengan
keinginan penulis. Atau kata cinta disandingkan dengan ombak, padamu
orang keduan disandingkan dengan pantai, pasir, karang, dan lainnya.
3.
Perenungan
Setelah mendapatkan
beberapa kata yang akan disandingkan dengan kata yang asli, atau pengganti kata
atau kalimat yang lebih cocok dengan imajinasi, rima, dan makna yang dimaksud,.
Maka direnungkan kembali, apakah ia memiliki sugesti yang kuat yang mampu
memberikan pengaruh pada pembaca, dan menjadi bahasa yang tidak biasa, dan
memiliki imajinasi yang tinggi. Dalam memilih kata-kata yang akan ditulis
hendaknya disesuaikan dengan Nada dan perasaan.
4.
Merasakan
Pada setiap kata, frasa, bahkan larik diusahana
penyair benar-benar hadir dan merasakan setiap ungkapan yang akan ditorehkan,
tidak hanya sekedar lipstick dan pemanis saja. Ia mampu dirasakan sendiri, dan
bahkan mampu membangkitkan rasa pembaca, kata-kata yang dipilih bernas, telak,
sekaligus enak didengar dan membekas dalam benak pembaca. Merasakan berbeda
dengan merenungan, merasakan berarti bagaimana setiap kata mampu menembus hati
dan membangkitkan emosi pembaca, dan sangat dekat dengan pembaca, baik dari
pemilihan tema, gaya bahasa, bunyi, dan lainnya. Hal itu bisa dirasakan apabila
penulis sendiri merasakan, baik lewat pengalaman, pergolakan pemikiran, atau
hasil internalisasi idiom orang lain dan sesuai dengan tema penulis. Dan merasakan ini terkait sekali dengan
imajinasim Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
5.
Menyusun
Setelah memilih
kata atau kalimat dengan sebaik mungkin yang sudah terkait dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata. Maka kemudian penulis mencoba untuk
menyusun setiap kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi lirik, dan dari lirik
satu dengan lirik yang lain ada kepaduan dengan tema, walau mengandung
imajinasi yang berbeda, tapi tidak jauh dari tema dan amanah dalam puisi
tersebut. Perhatikan kembali puisi-puisi di atas, bagaimana seorang penyair
memilih kata yang tepat.
http://sastrahalimi.blogspot.com/2012/09/blog-post.html
terimah kasih atas infonya,jangan lupa kunjungi juga alamat kami di www.motogp.unsri.ac,id
BalasHapusinfo Loker Terbaru di Jakarta | Loker Terbaru di Surabaya | Loker Terbaru di Bekasi | Loker Terbaru di Bandung | Loker Terbaru di Bogor | Loker Terbaru di Yogyakarta | Loker Terbaru di Semarang | Loker Terbaru di Malang | Loker Terbaru di Tangerang | Loker Terbaru di Medan | Loker Terbaru di Aceh | Loker Terbaru di Solo | Loker Terbaru di Tangerang | Loker Terbaru di Sidoarjo | Loker Terbaru di Bali | Loker Bank Terbaru | Loker BUMN Terbaru | Loker Terbaru | Loker Hari Ini
BalasHapusInformasinya sangat membatu,
BalasHapusKunjungi puisi saya donk, kira kira apa saja yang kurang
www.arulputrarama@gmail.com
salam
BalasHapusMungkin perenungan mendapatkan poin yang paling tinggi. Karena seberapa bagus puisi, tanpa perenungan sepertinya tidak memberikan efek pada perasaan.
BalasHapus