Halimi Zuhdy
Kedip yang kau katakan
Membuat kalimat-kalimat tafsir
Mata binar, senyum mesra
Tak ubahnya harimau menelan
prase
Mata sendu, alis mengerut
Membuai virus, meretakkan
dinding hati
Kedip yang kau katakan
Menoreh luka, menggelinjangkan
titik dan koma
Di antara opini-opini, yang
sarat ontologi
Kulihat huruf-huruf itu
Di kelopak matamu
Berkelindang, membuat deretan
garis-garis mesra
Ku sangka ia frase, tapi
nyatanya hanya kalimat tak sempurna
Semu, buram, temaram, bahkan
gelap
Kutafsir lagi, kata dipelup
matamu
Adakah Tuhan, masih bersama
kedipanmu
Malang, 31 MEI 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar