Selasa, 15 Mei 2012

ETIHAD : BUKAN SEBUAH KEAJAIBAN


Halimi Zuhdy

            Awalnya saya tidak terlalu senang melihat sepak bola, kecuali perhelatan akbar Piala Dunia, itu pun kalau laga yang dimainkan oleh para pentolan yang lagi naik daun. Saking indahnya taktik dan teknik permainan sepak bola, kemudian mulcul tulisan saya Falsafah Sepak Bola. Setelah selesai perhelatan piala dunia, ya sudah tak menonton TV lagi, hanya terkadang membaca koran, itu pun kalau ada waktu luang. Saya bukan sosok penggila bola, apalagi komentatornya, ha..ha...! karena sukanya orang Indonesia, menjadi komentator, tapi tak pernah menjadi pemain handal, ha..ha..! bahkan menjadi kementator tingkat Internasional. Ngomong doang, bukti kagak ada..ha..ha..! ya maaf.
            Namun, ada sesuatu yang menarik dibeberapa negara, yang terkenal dengan sepak bolanya, seperti Inggris, Spayol, Italia, Jerman dan beberapa negara lainnya, yaitu nama yang digunakan oleh beberapa klub, yang sebelumnya tak pernah ada, muncul dengan nama-nama menarik dan kemudian melambungkan klubnya, seperti ETIHAD. Kalau sebelumnya, kostum yang digunakan  menggunakan nama-nama bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spayol dll , rata-rata dikuasai perusahaan Eropa dan Rusia. Tapi akhir-akhir ini, muncul nama Etihad, Emerates, Qatar. Ini nama yang saya kenal, yang memang sedari kecil suka bahasa Arab, pasti kalau bersentuhan nama-nama ini, sudah langsung conek.wlwkwkwkw. Misalnya Etihad  (ittihad) : berasal dari derefasi wahada- yahidu –wahdan, wahdatan, wahidan, wuhdan yang berarti sendiri (infarada).  Kalau wahhada (mengesakan) : wahhadaAllahu (mengesakan Allah, tiada Tuhan Selain Allah). Wahhada bainahum (mempersatukan). Dan ETIHAD : bersatu, bergabung, menjadi satu.


            Setelah melihat kostum salah satu klub tersebut, langsung mata saya tersorot, dan mencoba mencari tahu.  klub apakah ini?, Dari mana?, dan siapa yang  memilikinya?. Eh ternyata klub ini lagi naik daun, yang baru-baru ini menjadi juara FA. Fantastis, itu kata yang keluar dari mulut saya, kok bisa nama ini tiba-tiba muncul dipermukaan, dan melambung.
            Setelah bertanya pada syekh Google, juga shering dengan teman-teman, dan tidak lupa membaca media olahraga. Klub yang bernama Etihad ini, adalah ManCity (Manchester City), sepupunya MU (Manchester United),. Kalau MU, setiap orang sudah tahu, karena klub ini, memiliki fans terbesar di dunia, dan menjadi klub terkaya. Namun Man City, tak pernah muncul kepermukaan, sering kalah, dan juga parapemainnya tak ada yang berkelas. Namun, setelah dipegang Gus Roberto Mancini , dengan pemain-pemain hebat, sepeti Mas Carlos Tevez , mas Mario Balotelli, mas David Silva, mas Dzeko, mas Sergio Aguero. Dan tidak kalah kagetnya, yang memiliki klub ini adalah orang Timur Tengah, Syekh Mashur Bin Zayed Bin Sultan Al Nahyan.
            Judul di atas, Etihad : Bukan Sebuah Keajaiban. Terkait dengan kemenangan ManCity dari sepupunya MU. Menurut penulis, tidak ada sebuah keajaiban di dunia, apalagi kemenangan tiba-tiba. semuanya adalah proses dan usaha yang luar biasa. Jarang saya menonton TV sampai deg-degan seperti hari Ahad malam senin, jam 20.00, bagaimana emosi saya digendor-gendor, diudeg dengan hebat, ketika melihat ManCity sudah unggul satu gol dari Sunderland di Stadium of Light, dan Man City vs Queens Park Rangers masih 0-0. Dengan disiplin dan tak mengenal lelah Man City mencoba untuk menembus pertahanan lawan, dengan usahanya, ia mampu melesatkan satu gol dan kemudian unggul 1-0. Hati sudah lega, minimal menang satu, dan bisa mempertahankan. Saya sedari awal memang mengidolakan Etihad, bukan karena apa-apa, ya karena namanya berbahasa Arab “ETIHAD”, yang berarti “mempersatukan”. Ya biasalah, ada kesamaan.wkwkwkwkw.  setelah satu babak berlalu, babak berikutnya MU masih bertahan 1-0, demikian juga ManCity, namun beberapa menit kemudian, karena kesalahan umpan, yang kemuduan dimanfaatkan oleh Djibril Cisse ,dan akhirnya imbang 1-1. Hati kembali dag-dig-duk. Waktu semakin merangkak, hati berharap ManCity mampu menambah satu lagi, apalagi salah satu dari QPR, dikeluarkan, ternyata prediksi saya salah besar. Dengan hilangnya salah satu dari pemain QPR, mereka semakin memperkuat pertahanan, dan bagai badai yang meluap ditempat,ketika  suatu saat menghantam tembok, akan berakibat fatal, ternyata benar, Cerita semakin menarik menit 66 saat striker QPR, Jamie Mackie mencetak gol untuk membawa QPR berbalik unggul 2-1. Luar biasa.
Hati tak lagi dag-dig-dug, tapi berdegup dengan kencang, sambil meliat MU yang mempertahankan 1-0 dari Sunderlen ! antara optimis dan pemismis, dengan waktu yng semakin berputar dengan cepat. Jam dipojok selalu menjadi perhatian, detik demi detik menghilang, merapat dari 88....semakin kencang 89, dan hati semakin remuk dan diamuk, angka 90 menit, tinggal 5 menit lagi (masa injury-time), pesta yang ditunggu tak akan pernah terjadi, 44 tahun penantian, sepertinya, harus bersabar lagi, mungkin tahun depan. Namun apa yang terjadi, dooooor!!! Sang Dzeko melesatkan satu gol, wah lumayan, mulut tersenyum, apakah masih mungkin kemenangan itu, dan dooooor, sesuatu yang dramatis muncul digelanggang yang luar bisa. Hati seakan-akan disirma oleh salju, menjadi dingin dan riang. Seperti yang dialami Citizen.
Ini sebuah keajaiban, gerutuku. Apakah benar sebuah keajaiban?. Sambil berfikir, tiba-tiba ada sms muncul “Subhanallah luar biasa, selamat Ittihad, selamat Man Cty, Selamat Syekh Mansur”, saya membalasnya “luar biasa, tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia, kalau Allah sudah berkehendak”, kemudian ada sms lagi dari pak Rofik, “Drama di Etihad. Menunggu antara pasti dan tidak. Seperti bulir air diujung duri. 45x2 serasa tak tersudahi. Hatma di hati tergadai, nyali terbeli. Sorak sorai mengakhiri penantian panjang penuh arti. Ya..di Etihad tanda kuasa tuhan atas segalanya. Yang mana manusia hanya bisa menerka dan mengira tanpa nyata yang ada. Bukti Tuhan pada makhluk yang berusaha  tanpa kenal rasa luka. Terus berjuang tuk meraih  asa dan cinta dari hikmah permainan bol. Subhanallah luar biasa”.
Apa pun yang terjadi di dunia memang tidak terlepas dari  tahan Tuhan, semuanya sudah diatur olehNya, bagaimana dengan sepak bola?. Demikian juga sepak bola, ia bagian dari isi dunia. Semuanya dikenadalikan olehNya. Jika demikian, apa istimewanya sepak bola, kalau ia hanya bagian dari drama yang ada di dunia. Tentunya! Tidak ada yang istimewa, karena sesatu yang terjadi di dunia adalah keistimewaan dan keajaiban yang luar biasa. Yang terjadi disekitar kita, atau yang terjadi pada kita setiap detik adalah keajaiban, keluarbiasaan dan sebuah keitimewaan. Mengapa kita menggapkan sesuatu yang jarang terjadi sebuah keluar biasaan, karena anggapan kita saja. Seperti fenomena Ettihad tersebut.
Coba kita berfikir, bagaimana Allah mengedipkan mata kita, setiap beberapa detik begerak, bahka dalam sehari bisa ribuan gerak, itu pun gratis, dan kita tidak pernah berfikir itu sebuah keajaiban, mengapa karena kita menggap hal itu biasa, tapi pada hakekatnya itu sesuatu yang sangat ajaib, berkedip tanpa henti, jika ada debu, mengahapus dengan sedirinya, jika ada air, tiba-tiba mengusapnya dengan sendiri. Apakah itu tidak ajaib?!. Kadang kita menggap ajaib, jika mata kita tiba-tiba tidak bergerak, sudah diobati kemana-mana, tapi tak sembuh, tiba-tiba ada tangan anak kecil kita menyentuh mata kita, dan sembuh. Ajaib, itu kata kita!. Apakah ia, tidak juga! Karena memang sebeumnya adalah sebuah keajaiban. Ya keajaiban.
Kehidupan kita adalah keajaiban, setiap detik, menit, jam dan hari. Maka harus selalu bersukur kepada Allah, dan selalu bertasbih, tanpa kuasanya tidak akan pernah terjadi apa pun di dunia. Subhanallah. Sama di Ittihad, ia itu hanya drama kehidupan, tak lebih.

Malang, 15 Mei 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar