Halimi Zuhdy
Awalnya
saya tidak terlalu senang melihat sepak bola, kecuali perhelatan akbar Piala
Dunia,
itu pun kalau laga yang dimainkan oleh para pentolan yang lagi naik daun. Saking
indahnya taktik dan teknik permainan sepak bola, kemudian mulcul tulisan saya Falsafah
Sepak Bola. Setelah selesai perhelatan piala dunia, ya sudah tak menonton
TV lagi, hanya terkadang membaca koran, itu pun kalau ada waktu luang. Saya
bukan sosok penggila bola, apalagi komentatornya,
ha..ha...! karena sukanya orang Indonesia, menjadi komentator, tapi tak pernah
menjadi pemain handal, ha..ha..! bahkan menjadi kementator tingkat
Internasional. Ngomong doang, bukti kagak ada..ha..ha..! ya maaf.
Namun,
ada sesuatu yang menarik dibeberapa negara, yang terkenal dengan sepak bolanya,
seperti Inggris, Spayol, Italia, Jerman dan beberapa negara lainnya, yaitu nama
yang digunakan oleh beberapa klub, yang sebelumnya tak pernah ada, muncul
dengan nama-nama menarik dan kemudian melambungkan klubnya, seperti ETIHAD. Kalau
sebelumnya, kostum yang digunakan
menggunakan nama-nama bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spayol dll ,
rata-rata dikuasai perusahaan Eropa dan Rusia. Tapi
akhir-akhir ini, muncul nama Etihad, Emerates, Qatar. Ini nama yang saya kenal,
yang memang sedari kecil suka bahasa Arab, pasti kalau bersentuhan nama-nama
ini, sudah langsung conek.wlwkwkwkw. Misalnya Etihad
(ittihad)
: berasal dari derefasi wahada- yahidu –wahdan, wahdatan,
wahidan, wuhdan yang berarti sendiri (infarada). Kalau wahhada (mengesakan) : wahhadaAllahu
(mengesakan Allah, tiada Tuhan Selain Allah). Wahhada bainahum
(mempersatukan). Dan ETIHAD : bersatu, bergabung, menjadi satu.
Setelah
melihat kostum salah satu klub tersebut, langsung mata saya tersorot, dan
mencoba mencari tahu. klub apakah ini?,
Dari mana?, dan siapa yang memilikinya?.
Eh ternyata klub ini lagi naik daun, yang baru-baru ini menjadi juara
FA. Fantastis, itu kata yang keluar dari mulut saya, kok bisa nama ini
tiba-tiba muncul dipermukaan, dan melambung.
Setelah
bertanya pada syekh Google, juga shering dengan teman-teman,
dan tidak lupa membaca media olahraga. Klub yang bernama Etihad
ini, adalah ManCity (Manchester City), sepupunya MU (Manchester United),. Kalau
MU, setiap orang sudah tahu, karena klub ini, memiliki fans terbesar
di dunia, dan menjadi klub terkaya. Namun Man City, tak pernah muncul
kepermukaan, sering kalah, dan juga parapemainnya tak ada yang berkelas. Namun, setelah
dipegang Gus Roberto Mancini , dengan pemain-pemain hebat, sepeti Mas Carlos
Tevez , mas Mario Balotelli, mas David Silva, mas Dzeko, mas Sergio Aguero. Dan
tidak kalah kagetnya, yang memiliki klub ini adalah orang Timur Tengah, Syekh
Mashur Bin Zayed Bin Sultan Al Nahyan.
Judul
di atas, Etihad : Bukan Sebuah Keajaiban. Terkait dengan kemenangan ManCity
dari sepupunya MU. Menurut penulis, tidak ada sebuah keajaiban di dunia,
apalagi kemenangan tiba-tiba. semuanya adalah proses
dan usaha yang luar biasa. Jarang saya menonton TV sampai deg-degan
seperti hari Ahad malam senin, jam 20.00, bagaimana emosi saya digendor-gendor,
diudeg dengan hebat, ketika melihat ManCity sudah unggul
satu gol dari Sunderland di Stadium of Light, dan Man City vs Queens Park
Rangers masih 0-0. Dengan disiplin dan tak mengenal lelah Man City mencoba
untuk menembus pertahanan lawan, dengan usahanya, ia mampu melesatkan satu gol
dan kemudian unggul 1-0. Hati sudah lega, minimal menang satu, dan bisa
mempertahankan. Saya sedari awal memang mengidolakan Etihad,
bukan karena apa-apa, ya karena namanya berbahasa Arab “ETIHAD”,
yang berarti “mempersatukan”. Ya biasalah, ada kesamaan.wkwkwkwkw. setelah satu babak berlalu, babak berikutnya
MU masih bertahan 1-0, demikian juga ManCity,
namun beberapa menit kemudian, karena kesalahan
umpan, yang kemuduan dimanfaatkan oleh Djibril Cisse ,dan akhirnya imbang 1-1. Hati
kembali dag-dig-duk. Waktu semakin merangkak, hati berharap ManCity
mampu menambah satu lagi, apalagi salah satu dari QPR,
dikeluarkan, ternyata prediksi saya salah
besar. Dengan hilangnya salah satu dari pemain QPR,
mereka semakin memperkuat pertahanan, dan bagai badai yang meluap ditempat,ketika suatu saat menghantam
tembok, akan berakibat fatal, ternyata benar,
Cerita semakin menarik menit 66 saat striker QPR, Jamie Mackie mencetak gol
untuk membawa QPR berbalik unggul 2-1. Luar biasa.
Hati
tak lagi dag-dig-dug, tapi berdegup dengan kencang, sambil meliat MU yang
mempertahankan 1-0 dari Sunderlen ! antara
optimis dan pemismis, dengan waktu yng semakin berputar
dengan cepat. Jam dipojok selalu menjadi perhatian,
detik demi detik menghilang, merapat dari 88....semakin kencang 89, dan hati
semakin remuk dan diamuk, angka 90 menit, tinggal 5 menit lagi (masa
injury-time), pesta yang ditunggu tak akan pernah terjadi, 44 tahun penantian,
sepertinya, harus bersabar lagi, mungkin tahun depan.
Namun apa yang terjadi, dooooor!!! Sang Dzeko melesatkan satu gol, wah lumayan,
mulut tersenyum, apakah masih mungkin kemenangan itu, dan dooooor, sesuatu yang
dramatis muncul digelanggang yang luar bisa. Hati seakan-akan disirma oleh salju,
menjadi dingin dan riang. Seperti yang dialami Citizen.
Ini
sebuah keajaiban, gerutuku. Apakah benar sebuah keajaiban?. Sambil berfikir, tiba-tiba
ada sms muncul “Subhanallah luar biasa, selamat Ittihad, selamat Man Cty,
Selamat Syekh Mansur”, saya membalasnya “luar biasa, tidak ada yang tidak
mungkin terjadi di dunia, kalau Allah sudah berkehendak”, kemudian ada sms
lagi dari pak Rofik, “Drama di Etihad. Menunggu antara pasti dan tidak.
Seperti bulir air diujung duri. 45x2 serasa tak tersudahi. Hatma di hati tergadai,
nyali terbeli. Sorak sorai mengakhiri penantian panjang penuh arti. Ya..di
Etihad tanda kuasa tuhan atas segalanya. Yang mana manusia hanya bisa menerka
dan mengira tanpa nyata yang ada. Bukti Tuhan pada makhluk yang berusaha tanpa kenal rasa luka. Terus berjuang tuk
meraih asa dan cinta dari hikmah
permainan bol. Subhanallah luar biasa”.
Apa
pun yang terjadi di dunia memang tidak terlepas dari tahan Tuhan, semuanya sudah diatur olehNya,
bagaimana dengan sepak bola?. Demikian juga sepak bola, ia bagian dari isi
dunia. Semuanya dikenadalikan olehNya. Jika demikian, apa istimewanya sepak
bola, kalau ia hanya bagian dari drama yang ada di dunia. Tentunya! Tidak ada
yang istimewa, karena sesatu yang terjadi di dunia adalah keistimewaan
dan keajaiban yang luar biasa. Yang terjadi disekitar kita, atau yang terjadi
pada kita setiap detik adalah keajaiban, keluarbiasaan
dan sebuah keitimewaan. Mengapa kita menggapkan sesuatu
yang jarang terjadi sebuah keluar biasaan, karena anggapan kita saja. Seperti
fenomena Ettihad tersebut.
Coba kita berfikir, bagaimana Allah mengedipkan mata
kita, setiap beberapa detik begerak, bahka dalam sehari bisa ribuan gerak, itu
pun gratis, dan kita tidak pernah berfikir itu sebuah keajaiban, mengapa karena
kita menggap hal itu biasa, tapi pada hakekatnya itu sesuatu yang sangat ajaib,
berkedip tanpa henti, jika ada debu, mengahapus dengan sedirinya, jika ada air,
tiba-tiba mengusapnya dengan sendiri. Apakah
itu tidak ajaib?!. Kadang kita menggap ajaib, jika mata kita tiba-tiba tidak
bergerak, sudah diobati kemana-mana, tapi tak sembuh, tiba-tiba ada tangan anak
kecil kita menyentuh mata kita, dan sembuh. Ajaib, itu kata kita!. Apakah ia,
tidak juga! Karena memang sebeumnya adalah sebuah keajaiban. Ya keajaiban.
Kehidupan
kita adalah keajaiban, setiap detik, menit, jam dan hari. Maka harus selalu
bersukur kepada Allah, dan selalu bertasbih, tanpa kuasanya tidak akan pernah
terjadi apa pun di dunia. Subhanallah. Sama di Ittihad, ia itu hanya drama
kehidupan, tak lebih.
Malang, 15 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar