Menelusuri jejak sajak
Ilmu dan agama selalu
beranjak
Merekam mentari yang tak
lelah bergerak
Dunia carut, bukan hanya urusan
perut
Ia, terlempar dalam
kekumuhan hati dan pikiran
Ideologi menjadi berhala,
agama menjadi mutiara
Terbingkai dalam etalase,
perpajangan
Cinta menjadi bincang,
moral semakin pincang
Karena nafsu menjadi Tuhan
Kabut-kabut datang, angin
membelai tuk pergi
Rembulan tenggelam dengan
senyum, fajar bertandang
Gelombang berayuh silih
berganti, bersujud menemukan dermaga
Dunia kan kembali
terpancar
Kalau manusia mengukir ego
yang terbakar
Menuju satu titik
kehampaan diri, di layar Tuhan
Malang, 8 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar