Sang pemimpin pada pasir abad Modern
Halimi Zuhdy
Ungkapan ini sengaja kudendangkan, entah ini disebut cinta buta tanpa fakta, atau hanya ungkapan kamuflase, tinggal bagaimana pembaca yang menanggapi. “katanya” kegarangannya (khadafi) merusak martabat manusia, dunia mengecamnya, bahkan PBB dan antek-anteknya harus turun tangan dan menangani langsung, mereka tidak hanya cukup mengecam lewat media, namun mengirim bom-bom waktu untuk menghancurkan khadafi. Akhir-akhir ini datang dari ulama karismatik Saudi bagaimana ia menilai Khadafi, yeikh Saleh Al-Luhaidan selanjutnya melemparkan beberapa tuduhan kepadanya yang paling serius perkataan beliau bahwa pemerintahannya tidak islami, di mana beliau berkata "Saya tidak melihat itu sebagai pemerintahan Islam" bahwa Kolonel Muammar Khadafi tidak berkuasa dengan bai'ah dari ahlu halli wal aqdi dari kalangan para tokoh Libya dan pemimpinnya dan tidak juga berasal dari para ulama agama dan dunia, menganggapnya datang "dengan merampas dan memberontak" kepada penguasa pendahulunya. Beliau menambahkan "Dia adalah pembuka pintu dari semua kejahatan dan bukan pintu kebaikan." www.voa-islam.com
Namun dibalik kecaman itu muncul pula pujian-pujian yang datang dari rakyatnya bahkan dari beberapa negeri di Afrika dan dunia. Terkait dengan keberaniaannya dan Setelah menjungkalkan Raja Idriss pada 1969, Khadafi dianggap mampu mengembangkan perekenomian dari Libya. Dia menghabiskan miliaran dolar untuk meningkat standar hidup rakyat Libya.
Namun dibalik kecaman itu muncul pula pujian-pujian yang datang dari rakyatnya bahkan dari beberapa negeri di Afrika dan dunia. Terkait dengan keberaniaannya dan Setelah menjungkalkan Raja Idriss pada 1969, Khadafi dianggap mampu mengembangkan perekenomian dari Libya. Dia menghabiskan miliaran dolar untuk meningkat standar hidup rakyat Libya.
Saya bukan bermaksud mencintainya dan mendukung prilakuk Khadafi hari ini, “saya juga mengecamnya, meskipun hanya lewa kata yang tidak tersalurkan lewat kawat diplomatis, karena saya hanya orang kecil” namun saya juga harus memahami apa kebaikan yang pernah diperbuatnya, dan bagaimana kondisi rakyat hari ini kepadanya, apakah kebikannya dulu, tergeruskan oleh kejelekannya hari ini, atau memang ia tidak pernah punya kebaikan sehingga harus kita bersama-sama mengecamnya dan mendoakannya agar pemerintahannya tidak lagi bergema dim ka bumi.
Penilaian saya, tidak harus semua negera di dunia menjadi demokrasi, karena juga banyak negera demokrasi yang tidak “becus”, bahkan tidak memberikan kebebasan yang sebenarnya, dan hanya memebrikan kersakan moral dan menghancurkan bartaban kemanusiaan, demokrasi hanya sebagai lipstick belaka untuk memperdakan orang lain, dan juga belum tentu demokrasi itu membuat sebuah negera lebih baik, bahkan bisa saja lebih buruk, dan juga kita bisa menilai negera yang tidak “demokratis” itu lebih jelek…..ini tergantung bagaiaman negera itu mengatur dan entah apa istilahnya, karena setiap tempat “negara” mempunyai perdaban dan kebudayaan tersendiri, yang menurut mereka lebih baik dan lebih mensejahterakan, tidak harus mengikuti budayaorang lain yang hanya dapat merusak dan menghilangkan kebudayaan sendiri. Belum tentu budaya KFC lebih baik dari budaya Pecel, bahkan menerut kita budaya pecel lebih indah dan lebih meraknyat, bagaimana kalau budaya pecel itu digantikan dengan budaya KFC, apa kata pedaganga pecel.
Judul di atas, mungkin hanya propokatif saja, bukan sebuah anjuran untuk mencintai Khadafi, namun saya ingin kita melihat sisi lain dari kebaikan orang lain yang pernah dilakukannya, kalau kemaren-kemaren ia disanjung dnegan luar biasa, namun hari ia dikecam luar biasa, kenapa? Itu adalah pembelajaran buat kita bagaimana melihat dunia lebih damai dan lebih indah, bukanhanya dengan egoism dan anarkisme pribadi, karena hiudup bukan hanya untuk pribadi tapi untuk bersama menuai kebaikan abada disisi-Nya.
Masih ingatkah Saddam Huhasain, Yang katanya adalah diktator, dan kita bersama-sama mengecamnya, tak ada sia, si penguasa pun di hukum gantung , tapi kita lihat sekarang, korban lebih banyak dari apa yang sudah terjadi, pembantaian dimana-mana, tak lagi mengenal kemanusiaan, antar kelompok saling menghancurkan, saling membenarkan prilaku kekerasannya, tak lagi ditemukan pemimpik sekarismatik Saddam Husai, yang menurut saya, sudah banyak memberikan perdamaian diantara kebrutalan antar suku,dan sanggup mengertak Sang Penuasa Dunia, kini ia tiada semua rakyat meratapinya, meskpun ia tidak baik, tapi sisi kebaikannya lebih baik dari apa yang sekarang terjadi. Atau mungkin ini harga demokrasi yang katanya lebih baik, Allah al’lam.
Mudah-mudahan kita tidak hanya terjemak pahit manisnya pemberitaan namun sedikit menyelidik misi dari pemberitaan itu, kadang berita itu penting, namun kadang dibalik itu ada sebuah misi terselkubung yang sering membuta kita hancur dan terjebak pada pemberontakan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar