Akhir-akhir ini kita dicoreng oleh aksi-aksi anarkis dari negeri Arab seperti Mesir, Tunisia, libia, Yaman dan menyusul Bharain. Ada pertanyaan yang belum saya temukan jawabannya, atau memang tidak ada jawabannya kecuali kembali kepada pemahaman kita masing-masing, dan ikhtiyar muslim di berbagai negeri itu sendiri, pertanyaannya “negera mana yang patut kita jadikan model, dalam menjalankan syariah Islam dan Negara mana yang mampu membangkitkan keindahan Islam, negara Arabkah?”.
Pertanyaan sederhana di atas membutuhkan jawaban yang juga tidak terlalu ruwet atau bulet, kerena Islam bukan milik orang Arab, tetapi Islam adalah milik seluruh umat yang ada di dunia. Jika sebuah negera sudah mengamalakan keuniversalan Islam, ia tidak harus dari negera Islam, karena tidak ada jaminan negera Islam mengamalkan ajaran-ajaran sesuai syariat, meskipun berlabelkan syariat Islam. Kenyataannya Negara-negara yang dianggap Islami dari satu sisi ternyata prilakunya paling tidak Islamy, maka kita tidak boleh hanya terjebak dengan symbol-simbol keislaman tanpa arti, tapi kita harus membangkitkan roh Islam dalam setiap sudut meskipun kita bukan Negara Arab.
Islam dilahirkan di negeri Arab, kerena beberapa utusan Allah diturunkan di dalamnya, tetapi ini bukan berarti domenasi sIsllam terhadap Arab, Arab hanya sebagai tempat untuk melakukan pergerakan menuju perbaikan umat, atau faktor lain, misalkan karena Arab merupakan kaum yang selalu berbuat kedhaliman, sehingga keberadaan Islam dapat menghentikan kedhaliman Arab dan dunia.
Islam yang mempunyai misi penyebar perdamaian tidak terkotak di negeri Arab sana, namun ia berada di mana-mana, Arab bukan pula model utuh dalam membentuk keindahan Islam, karena juga belum tentu Negara Arab mengamalkan apa yang Islam ajarkan. Islam pembawa rahmat jangan tercoreng dengan segelintir negera yang mengamalkan otoriter, pembantaian dan kekejaman. Pembantaian atas nama Islam pun tidak dibenarkan, karena Islam tidak mengajarkan pembantaian. Sebagai muslim di luar negera Arab, juga tidak berkecil hati, karena sorga dan keindahan Islam bukan hanya milik Arab, tetapi kedamaian Islam adalah milik umat dunia.
Model-model yang kadang dianggap islami, pada hakekatnya bukanlah datang dari Islam tetapi dari budaya lokal, yang Islam sendiri berusaha untuk merubahnya, seperti kebiasaan membunuh, membantai, berperang, munafik, perbudakan, kemusyrikan, dan lainnya. Demikian juga model-model budaya lokal, yang dianggap milik Islam, sehingga harus membawa gaya itu kedunia lain, atau kenegara lain, meskipun ia bukan esensi dalam Islam.
Bagaimana anda menenggapinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar