Halimi Zuhdy
Pembentukan-pembentukan opini selalu terjadi, sehingga pihak-pihak yang dianggap lebih melarat, sekarat, dan rendah selalu dirugikan. Pembentukan ini ada unsur kesengajaan, agar tercipta ketidakstabilan, atau sebaliknya. Biasanya yang membentuk adalah pihak yang dianggap lebih berkuasa (penguasa) dan lebih mendominasi.
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita disuguhi berbagai opini, baik dari media cetak atau elektronik, misalnya perzinahan yang dulu sangat dianggap tabu, sekarang seakan-akan menjadi sebuah kebiasaan, bertelanjang dada, paha dan perut dulu dianggap hina sekarang dianggap sebuah keindahan dan seni, kostruksi perempuan hamil diluar nikah dulu tabu, kini dianggap sebuah kewajaran, bahkan diperankan oleh artis idola yang merupakan sebuah kewajaran, pergaulan bebas pun dianggap modern, hal tersebut tidak terlepas dari peran-peran penyebar opini yang sengaja dibentuk oleh pihak-pihak tertentu. Contoh sederhana bagaimana opini dapat membentuk seorang laki-laki terkait dengan sosok perempuan, perempuan idola masa dulu adalah perempuan yang subur (gemuk), kini opini sudah berubah yang langsing (kurus) dan tinggi dengan berbagai ciri lainnya diangap seseorang yang sangat cantik dan dicari, sehinggap perempuan masa kini berlomba-lomba mengadakan perampingan, diet, dan “pengkurusan”. Sampai-sampai di Perancis, diadakan miss kurus, perempuan yang paling ringan dan kurus sebagai pemenangnya, namun sekarang sudah ditiadakan, karena banyak wanita-wanita yang kemudian kekurangan gizi dan berpenyakitan. Hal tersebut juga bisa dilihat pada pemilihan putri daerah, putri Indonesia, miss universe, dan miss word. Seakan-akan yang cantik adalah mereka (langsing), dan perempuan yang tidak memiliki bentuk sesuai dengan kreteria itu tertolak, bahkan tidak bisa mendaftarkan diri menjadi peserta.”keterlaluan”.
Contoh-contoh di atas hanya untuk mendekatkan pada sebuah tesis, bahwa pembentukan opini sangat besar pengaruhnya. Hal ini terlihat bagaimana kita selama ini dibentuk sedemikian rupa, oleh penguasa “peradaban” antara Barat dan Timur, adanya pembentukan itu sungguh sampai hari ini memberikan pengaruh luar biasa, baik dari sisi politik, ekonomi, agama, budaya dan keamanan.
Orientalisme Erward Said pada dasarnya melanjutkan tesis Foucalt tentang relasi power-knowledge dalam melihat barat sebagai penguasa dalam mengkonstruksi pengetahuan tentang Timur yang dikuasainya. Erward Said mengungkap bagaimana Barat mengkonstruksi Timur sebagai the other sehingga tidak mampu mempresentasikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, merupakan tugas Barat untuk mempresentasikan Timur sebagaimana yang dipahami dan diinginkan Barat. Bagaimana Barat selalu menganggap dirinyalah yang paling hebat, penguasa peradaban, dan tempat berbudaya. Sedangkan Timur oleh mereka dianggap budak, bangsa-bangsa tidak berbudaya, kolot dan terbelakang. Hal ini bisa dilihat, bagaimana streotip itu selalu dikembangkan oleh mereka diberbagai media cetak atau elektronik.
Ini pula merambah pada anggapan mereka pada Islam, sebagaimana pendapat Edward Said bahwa streotip itu tidak lepas dari peran orientalis yang mengenalkan Islam kepada pembaca Eropa sebagai lambang terror, pemusnah, dan gerombolan orang-orang Barbar yang kesesatan. Muhammad pun dikonstruksi sebagai nabi palsu yang menyelewengkan atau memalsukan agama Kresten sehingga Islam hanya dianggap sebagai versi kresten yang sesat. Semua konstruksi itu dibuat oleh para orientalis untuk mengerdilkan kebesaran Islam yang dalam tempo singkat dapat melakukan serangkaian penaklukan sampai ke Eropa Timur.
Bangsa Timur oleh mereka dinggap sangat tidak mempunyai peradaban, sehingga mereka berhak untuk memperbaiki (“membunuh”) agar menjadi baik, ini bisa kita lihat bagaimana orang-orang Amerika (termasuk Barat) membantai orang-orang (muslim) Irak yang dianggap Saddam Husain sebagai teroris, diktator dan penguasa kejam namun hal ini merambah pada aspek-aspek lainnya yang oleh mereka sengaja dibentuk opini yang luar biasa, sehingga dunia menggapnya Irak (Saddam) adalah tempat bersarangnya teroris dunia, dan tempat penyimpanan nuklir, tapi nyatanya tidak terbukti. Demikian juga Afganistan, Sudan dan tempat-tempat lainnya, toh kalau mereka tidak membunuh dengan kekuatan mereka senjata membunuh dengan pers. Propaganda tanpa henti, sampai-sampai Timur tidak berkutik. Tapi mungkinkah?
Menurut Edward said gagasan itu berangkat dari orientalisme, orientalisme adalah konstruksi historis terhadap masyarakat dan budaya timur sebagai “sesuatu yang asing” yang eksotis, yang dapat dipakai sebagai pembeda yang fundamental antara “kami orang Barat” dan “mereka orang Timur”. Dengan demikian, orintalisme adalah penguasaan yang bersifat hegemonis karena Barat dan Timur adalah hubungan kekuasaan, dominasi, dan berbagai hubungn hegemoni yang kompleks. Timur ditimurkan tidak hanya karena ia didapati dalam keadaan “bersifat timur”, tetapi karena ia juga dapat dijadikan Timur.
Untuk menangkal streotip-streotip yang tidak baik dari Barat, maka kita harus selektif, dan mencoba untuk menangkalnya dengan pembentukan opini positif, lewat berbagai media, karena mereka dalam posisi pencipta media dan penguasa media, seakan-akan dunia ini hanya milik mereka yang lebih berhak untuk mencipta opini dan mengkonstruknya.
Malang, 13 Januari 2011
Visit : http//halimizuhdy.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar