Hal yang tidak asing lagi dibicarakan dalam berbagai media, forum, talksow, dan seminar adalah urusan sek, demikian juga dalam pererbincangan para bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak tidak terlepas dari urusan sek. Kecanggihan media elektronik, dengan hadirnya internet, semakin mempercepat pertumbuhan daya sek. Majalah-majalah hariaan, mingguan, bulanan memberikan suguhan sek pula. Setiap peselancar masuk kedunia maya, sek pun yang dicari pertama kali, ini dibuktikan dengan hasil survey, hal yang paling banyak dicari oleh para penikmat internet. Sek pun tidak mengenal strata dan usia, ia juga sudah memasuki berbagai ranah, politik, budaya, ekonomi, agama dan lainnya.
Seakan-akan sek adalah segala-galanya. Coba kita renungkan hasil survey berbagai lembaga berikut :
1. Separuh Gadis Jabodetabek tidak Perawan ” judul artikel Kompas.com (28/11/2010)
2. "62 Persen Remaja Indonesia Tidak PERAWAN” (SUMBER : vivanews.com)
3. "Data survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, rata-rata separuh gadis remaja sejumlah kota besar di Indoenesia tidak lagi PERAWAN (SUMBER : maiwanews.com)"
4. "66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi PERAWAN. Data ini berdasar hasil Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang dilakukan secara nasional (SUMBER : tribunnews.com)"
5. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief. Dia mengatakan, dari data yang dimilikinya, sejak tahun 2010 diketahui bahwa sebanyak 52 persen remaja perempuan di Medan sudah tak perawan lagi. Angka itu justru lebih tinggi dari remaja Jakarta,Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (JABODETABEK) yang sudah tidak perawan lagi alias sudah pernah melakukan hubungan suami istri di luar nikah.
6. Sugiri juga mencetuskan, tingkat prilaku remaja melakukan hubungan seks di luar nikah paling tinggi terjadi di Surabaya yang mencapai 54 persen, kemudian disusul Medan 52 persen, Jabodetabek 50 persen, dan Bandung yang mencapai 47 persen. Angka tersebut dihitung selama kurun waktu 2010 saja. (BKKBN)
7. ”Selain itu kita juga menemukan hal yang baru, dimana dari hasil peneletian di Yogya kurun waktu 2010 setidaknya tercatat 1.160 mahasiswi di kota Gudeg tersebut. 37 persen diantaranya menerima gelar MBA (marrige by accident) alias menikah akibat hamil maupun kehamilan di luar nikah (BKKBN)
8. Di sisi lain, data dari Kemenkes pada pertengahan 2010, bahwa jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 21.770 kasus AIDS positif dan 47.157 kasus HIV positif dengan prosentase pengidap usia 20-29 tahun (48,1 persen) dan usia 30-39 tahun (30,9 persen). Kasus penularan HIV/AIDS terbanyak heteroseksual (49,3 persen) dan IDU atau jarum suntik (40.4 persen).
Hadirnya media memang memberikan dampak yang luar biasa pada pemujaan sek, mereka menemukan berbagai media yang menyuguhkan adegan sek (vedio), membuat seseorang yang belum pernah berhubungan, ditarik untuk ikut berpesta sek, demikian media-media cerita dan lainnya. Orang-orang yang sudah menikah juga tidak mampu menahan fatasi cerita seknya kepada pemuda atau orang-orang disekelilingnya, dan kurang ketatnya aturan-aturan pemerintah dalam membredel majalah dan media lainnya, memberikan suguhan cerita tentang sek, senitron-senitron di TV, sangat memberikan pengaruh pada awal bercinta yang kemudian melalang buana pada sek bebas, aturan pornografi dan pornoaksi yang labil (selalu digugat) atas nama kebebasan seni.
Mengapa saya member judul dengan memuja sek, karena ketika melakukan hubungan sek, mereka melupakan Tuhan sang pujaan yang hakiki, mereka lebih menikmati fantasi sek yang haram dibandingkan dengan mengamankan bartabat dan kehormatan dirinya, yang menikah pun kadang lupa, untuk membicarakan sek yang bagus, yang lebih bermoral, yang tidak seronok.
mengapa pemujaan sek semakin menggarang, karena mulai menjauh dari agama, kurang pemahaman agama, dan yang jelas tidak melakukan perintah agama. hanya sebatas kulit bawang saja, mudah-mudahan ada kesadaran manusia Indonesia untuk mencipta generasi yang regejius, penggerak masa depan yang cemerlang berakhlak mulia dan berakhlaq rabbani.
Bersambung………….
mantab ust artikelnya....
BalasHapus