Tanggal 10 Desember 2010, setelah saya mengecek buku tabungan di BANK, ada angka-angka yang saya tidak pahami, angka-angka itu bermunculan, semakin saya pelototi, angka-angka itu semakin banyak, angka yang tertulis di debet, uangku hilang, gemertak batinku, kemudian saya lihat kartu ATM saya ternyata sudah lenyap, ternyata benar uang simpananku lenyap, tapi saya bersyukur uangku tidak semuanya lenyap mengkuti hawa nafsu pencuri, ia hanya mengambil senyukupnya, mungkin masih ada rasa kesadaran, atau mungkin juga sudah terhalang karena sistem ATM tersebut. Setelah itu saya blokir agar sisa uang itu tidak tertelan kartu tanpa identitas. Saya mencoba untuk tidak kaget, dan Alhamdulillah hati ini tenang dan seakan-akan saya tidak kehilangan, meskipun hati sedikit terlintas ini dan itu, tetapi saya mencoba untuk mengalihkan perhatian kepada hal-hal relegius, bahwa harta hanyalah titipan, kapan pun, kalau Allah sudah berkendak bisa diambilnya dengan berbagai cara, kadang hilang, kecelakaan, dll. Dan saya berhusnudhan, mungkin harta itu bukan milik saya, tetapi saya lupa untuk tidak memberikannya pada yang berhak, sehingga Allah mengambilnya dengan jalan lain, jalan yang mungkin tidak disukai oleh orang, tapi bagaimana itulah yang terbaik, ketimbang harta itu mencelakai saya, maka saya bersyukur atas hilangnya uang itu, Allah telah menyelamatkan saya dari keburukan yang lain, yang mungkin lebih dahsyat akibatnya.
Setelah itu saya sms istri “sayang, keindahan itu apabila ia menerima pemberiaan Allah dengan bersyukur, dan menerima dengan penuh keihklasan apabila Allah mengambilnya kembali,karena kita tidak punya kekauatan untuk menghalangi apabila Ia telah berkehendak mengamblnya, dan tidak mampu berbuat apa pun “mencegah” apabila Allah akan memberikannya” , apa pun yang terjadi adalah kehendaknya….biarkan semua diataur oleh yang Maha Mengatur, kita hanya bisa berusaha untuk kebaikan kita, tapi keputusannya ada ditangan Allah”. Setelah saya kirimkan sms, saya alihkan perhatian dengan sms yang hal-hal yang lain, agar tidak curiga. Beberapa menit berikutnya, saya pulang, ternyata istri dalam keadaan yang kurang baik, karena kondisi kehamilannya yang masih muda, yang terus-menerus berjuang untuk memulihkan dirinya dan bertahan untuk selalu tegar. Setelah saya bercerita hal-hal yang indah yang terkait dengan pemberian Allah yang begitu dahsyat, dan saya juga bercerita tentang orang-orang yang kehilangan, dan beberapa saat kemudian Allah menggantikannya dengan sesuatu yang luar bisa ------contohnya teman mengajar saya di kampus, yang dirampok di tengah jalan, ketika ia mengendarahi sepedanya dan memegang tas laptop serta membewa jutaan uang, semuanya amblas,tapi setelah satu minggu kegirangan dari keluar itu tidak terkirakan, yang selama ini ditunggu ternyata dating jua, istrinya hamil, subhanallah------.itu sedikit cerita yang mungkin mampu menghlakan sedikit kepenatan pikiran dan memberikan sisi positif, bahwa segala segala sesuau sudah di atur oleh Allah dengan luar biasa, dan apa pun yang terjadi adalah sebuah keindahan…karena prinsip saya, masalah adalah keindahan yang tidak harus dihindari tapi dihadapi dengan keimanan yang kuat.
Beberap menit berikutnya, saya ceritakan kepada istri, dan ternyata raut wajah istri saya tidak menampakkan apa-apa, dengan tenangnya ia hanya berucap, mungkin dalam harta kita ada yang kotor, sehingga mengambilnya dengan jalan lain, sabar…tidak apa-apa, dan bahkan istri saya tidak bertanya dengan detail mengapa uang itu bisa hilang, itu menandakan bahwa ia cukup lapang, menerima sebuah kenyataan. Subhanallah.
Ia… begitulah harta, ketika dicari kadang tidak kunjung datang, ketika dikejar lari, ketika diam tiba-tiba datang,semuanya ada yang mengatur asal berusaha…kerena kewajiban manusia hanya berusaha dan berusaha hasilnya Allah yang menentukan.
Kasus hilangnya uang di ATM, adalah sebuah pelajaran yang berharga, yang pertama cermat dalam mengoprasikan kartu di ATM (tidak meninggalkan kartu, memperlihatkan kode-kode apa pun, dll), kedua harta adalah amanat yang suatu saat diambil oleh pemiliknya, ketiga sabar ketika menghadapi kesulitan dan kehilangan, keempat tetap husnudhan pada Allah, mungkin ia yang terbaik.
Mudah-mudahan secuil cerita ini memebrikan pelajaran.
Malang, 11 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar