Kau rayu siang untuk berselimut malam
Tapi sia-sia saja
Ia berkelendan dengan waktunya
Bercinta, bernostalgia dengan keindahannya
Kau tidak akan mampu memaksanya untuk gelap
Tapi, semuanya berwaktu….dan akan berganti
Tak selamanya siang itu membawa matahari
Suatu saat, ia akan gelap bulan pun bertandang
Berganti peran dan berganti pelukan
Demikian pula kehidupan
Malam tak bertepi
Mungkin menurutmu?
Tapi semuanya ada tepinya
Tidak ada hasil apa pun tanpa sebuah ujung
Mungkin kau salah,
Atau aku yang salah
Ketika malam berganti siang,
Siang bertandang menghaturkan malam
Lautan luas, bergelombang menuju tepinya
Kerinduan pun pupus, jika tak ada lagi cinta
Ia menepi pada menuju kebencian
Kadang pandangan kita yang tidak mampu
Melihat lebih dalam
Mata hanya sebatas cermin
Dibalik itu, penuh keterbatasan
Hanya Tuhan yang tahu tepi dan ujung semunya
Kelemahan ini
Yang kadang kita berselendang sombong
Tidak pernah tahu
Bahwa ada yang lebih tahu, Ia Maha tahu
Yang tepi kita adalah menuju kepada-Nya
Akhirat adalah tepi kita
Mari kita bernostalgia selalu mengingat tepi kita
Agar hidup bermakna
Malang, 10 November 2010
Judul buku terjemahan dari Qolb lail yang diterbitkan UKAZ Humbud UIN Maliki Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar