Ku berpijak di tanah luhur
Berumput hijau nan subur
Kekayaan melimpah ruah
Tak habis walau dijarah
Berganti musim bergantipemimpin
Berganti rakyat semakin melarat
Rakyat sekarat, pemimpin nikmat
Nasib bangsaku semakin terlumat
Wakil rakyatku, beranjang sana ke luar negeri
Bermain-main, mencari pengalaman diri
Rakyat Indonesia
Bersatu kita teguh
Teguh dalam derita
Derita politik, budaya, ekonomi
Bercerai kita runtuh
Runtuh dalam agama,dan rasa aman
Menjunjung martabat
Martabat bangsa luar
Menggerus isi perut bangsa kita
Mereka berpesta, kita menderita
Merekamerdeka, kita terdera
Wahai para pemimpin
Sadarlah
Kau dicipta untuk mencipta
Bukan untuk menebar petaka
Kau dipilih untuk memilah
Baik dan buruk….bersegeralah
Wahai rakyat Indonesia
Kita disorga, mengapa kita menderita
Kita dijarah, mengapa kita tak marah
Kita dijajah, mengapa kita berpesta
Kita dipecundangi, mengapa kita melindungi
Kita dikhianati, tapi kita selalu saja menikmati
Ha..ha…
Kita menjadi budak di negeri sendiri
Karena, negeri ini sudah tak punya nyali
Katanya “ini negeri nan subur”
Membawa hidp lebih makmur
Tapi….semua hanya impian,
Kalau kita tak pernah sadar….
Karena hidup adalah pilihan
Baik-buruk, pasti kita jalankan
Kebaikan adalah kepastian
bersama Allah sang penunjuk jalan
Malang, 27 Oktober 2010
Puisi ditulis, karena melihat para pemimpin yang keluyuran menikmati panorama keindahan diluar negeri, tak ada hadiah yang mereka bawa kecuali kesengangan, sedangkan rakyat berteriak dalam banyak aspek….dan negeri ini mempunyai kekayaan yang melimpah, tapi penjarahan oleh asih semakin parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar