Semakin hari gerakan-gerakan kondom semakin gencar, ada kondom ukuran besar, menengah dan baru-baru ini ada gerakan pemakaian kondom ABG, karena di Negara tersebut pemuda dan pemudinya sudah terbiasa melakukan hubungan seksual diluar nikah, dan sudah terbiasa untuk membunuh janinnya. Gerakan kondom yang didalangi oleh pemerintah beralasan agar ABG tidak terserang penyakit AIDS/HIV dan penyakit kelamin lainnya. Seakan-akan gerakan kondom adalah bukti legalisasi hubungan sek diluar nikah.
Di Indonesia kondom bukan hal asing lagi, diberbagai tempat sudah bisa didapat dengan mudah, bak jamur di musim hujan. Demikian juga para pemuda dan pemudi bisa mengakses dan mengkonsomsinya dengan mudah, dan mereka juga menggunakannya tanpa ada rasa sungkan. Ketika valentine tiba, dalam sehari saja kondom habis bahkan kekurangan stok, kalau hari-hari biasanya disetiap Apotik, atau ATM bisa dipastikan ada yang membelinya. Kalau yang membelinya sekelompok keluarga mungkin tidak menjadi masalah, namun sebaliknya yang membeli ada para pemuda yang masih belum cukup umur itu sungguh menjadi masalah. Ada apa dibalik itu semua?
Dalam penelitian akhir-akhir ini di 16 Propensi di Indonesia bahwa 45% anak SMP sudah pernah melakukan hubungan seksual diluar pernikahan, tidak sedikit yang hamil dan kemudian digugurkan bahkan bayinya dibunuh karena ketidak siapan mereka untuk memiliki anak. Serta ada penelitian dan hasilnya dikemukakan oleh Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz bahwa 63% remaja usia SMP SMA di 33 propinsi di Indonesia telah berzina.
Penelitian di Bandung menunjukkan remajanya 56% telah berzina. Ini sangat memprihatinkan. Betapa rusaknya moral bangsa Indonesia ini, dan telah merambah sampai ke anak-anak SMP sudah berbuat mesum, bahkan sebagian jadi pelacur beramai-ramai. Itu di antaranya karena mengejar hidup enak sesuai nafsu yang istilahnya hedonisme. Dan juga karena tontonan porno-porno ada di mana-mana, di televise dan lainnya.
Tahun 2005, sebuah survey yang diselenggarakan sebuah perusahaan kondom, mengungkapkan data sekitar 40-45% remaja berusia antar 14-24 tahun menyatakan bahwa mereka telah berhubungan seks bebas (berzina) di luar pernikahan. Survey tersebut dilaksanakan di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sebagaimana diungkapkan Kompas Minggu edisi 28 Desember 2008, tentang kasus 22 siswi SMP negeri di kawasan Tambora, Jakarta Barat, yang menjalani kehidupan sebagai pelacur di luar jam sekolah. Sebelum menjalani kehidupan sebagai pelacur, mereka mengawalinya dengan menjual kegadisannya seharga Rp 2 juta kepada pria pelaku zina. Selanjutnya, mereka meneruskannya menjadi pelacur dengan tarif setiap kencan Rp 300.000, di bawah koordinasi seorang mucikari/ germo yang biasa nongkrong di Taman Hiburan Rakyat Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat.
Di Surabaya April 2008 lalu pernah diungkap kasus pelacuran yang dilakoni pelajar SMP dan SMA. Terungkapnya kasus pelacur pelajar ini setelah anggota Reskoba Idik II Polwiltabes Surabaya menangkap seorang pelacur pelajar berinisial IWP di sebuah hotel. Dari pengakuan IWP, akhirnya terungkap jaringan bisnis pelacuran yang melibatkan pelajar SMP dan SMA di Surabaya. Para pelacur pelajar itu dihargai mulai Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta. Tersangka IWP sendiri saat pertama naik kelas III SMA kegadisannya dijual dengan harga Rp 10 juta kepada seseorang di Bali. Bahkan IWP pernah melayani tamunya yang ada di Makassar dengan imbalan Rp 2 juta. (http://www.surya.co.id
Dan masih banyak kasus-kasus yang lebih mengerikan dikalangan remaja, bahkan akhir-akhir ini anak yang masih bahu kencur pun tidak bisa lepas dengan hal-hal di atas, mungkin banyak penyebabnya di antaranya dan yang paling banyak berpengaruh adalah internet yang sangat mudah mengakses vedio, gambar dan cerita-cerita porno. http://halimizuhdy.blogspot.com/search/label/Porno
Gambar, cerita dan film porno semakin marak, dan pemuda pengkonsumsi terbanyak. Seakan-akan film dan gambar yang berbau porno sudah tidak menjadi tabu lagi bagi mereka, tapi sudah kebutuhan, di HP dan diberbagai tempat mereka selalu mengaksesnya. Sungguh ironis, bagi sebuah Negara agamis (pemeluknya Bergama) namun hal tersebut terjadi. Kita dapat melihat dengan jelas, betapa bebasnya pengakses internet yang dengan mudah berselancar dengan tontonan-tontonan yang tidak senonoh, tidak ada batasan umur, dari anak TK pun sudah dapat menikmati tontonan itu. Dan ironisnya juga, dengan menjamurnya blog, semua kalangan dapat memasukkan gambar, vedio, dan cerita yang berbau porno, ketika hal tersebut sudah tidak terhalangi, apalagi yang ditunggu kalau bukan kehancuran mural yang dampaknya akan dapat menghancurkan keimanan, kalau sudah tidak mempunyai iman, maka kejahatan dan kekejian akan merajalela.
Mudah-mudahan, kita masih melihat hijaunya pemuda dan pemudi yang ditumbuhi keimanan, keislaman dan keihsanan, asalkan kita sebagai orang Tua atau sahabat selalu memberikan pengarahan yang baik dan yang benar (tawashow bilhaqq), dan sabar dalam memberikan saran dan kritik samapai mereka mendapatkan petunjuk (tawasho bishabri), dan saling menasehati dengan penuh kasih sayang (tawashou bilmarhamah), insyallah Indonesia dan generasi mudanya akan tetap memiliki kareakter yang baik dan siap menyongsong kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar