Seringkali kita mendengar perdebatan tentang mempertahankan budaya atau merubahnya. Dan perdebatan ini terus berlanjut sampai sekarang, dan mungkin tidak akan pernah berakhir. Juga seringkali kita saksikan bagaimana teriakan keras untuk menolak budaya dari luar yang dibawa oleh orang asing atau orang Indonesia yang belajar atau bekerja di luar negeri. Atau mereka juga tidak kalah lantangnya, ketika budaya kita dibawa keluar dan diakui oleh Negara lain.
Budaya yang kita pahami dalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.(W)
Contoh kecil, boleh dan tidaknya merubah budaya atau mempertahankannya adalah orang Papua yang memakai KOTEKA, satu sisi budaya mereka dibenarkan dan mungkin akan dipertahankan oleh pemerintah, mengapa karena budaya tersebut dapat memberikan nuansa keanikaragaman di negeri ini. Namun pada sisi lain, ketika salah seorang di anatra mereka mengembara ke negeri orang, atau ke daerah yang lebih maju, mereka akan berfikir dua kali untuk mempertahankan KONEKA tersebut, sehingga mereka yang kebali dari pengembaraan itu menggunakan pakain yang lain (non KONEKA) seperti celana atau rok atau yang lainnya. Berubah dari satu budaya ke budaya yang lain, dan itu dianggap lebih baik, menurut saya suatu keputusan yang sangat bijak. Dan masih banyak contoh yang lainnya.
Kita memahami perubahan budaya harus kita melihat dari berbagai aspek. Kalau sekiranya budaya yang dari luar akan merusak tatanan keindahan budaya kita, maka kita harus halangi akan tetapi kalau budaya itu memberikan dampak positif biarkan ia mengalir dengan sendirinya tanpa kita harus menolaknya. Dari mana kita menilainya baik dan buruknya, yaitu dari kaca mata masyarakat Indonesia, baik dari agama, ilmu pengetahuan dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar