(I)
Kebahagiaan akan kamu dapatkan, jikalau kamu selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang kemudian kamu dapat menuntaskannya. Elizabeth Cady pernah mengatakan,“aku selalu sibuk, mungkin itu alasan kenapa aku selalu sehat” . Dan Margaret Thacher juga mengatakan,“ Lihatlah sebuah hari pada saat kau merasa puas di akhirnya. Yaitu bukan hari pada saat kau berkeliaran tanpa melakukan apa-apa, namun hari pada saat kau punya banyak kegiatan dan telah melakukannya”.
Jikalau ingin mendapatkan kebahagiaan disaat kau dalam kesusahan, maka berbahagialah ketika temanmu mendapatkan kebahagiaan dan beranikanlah untuk mengucapkan “selamat” kepadanya mekipun itu mungkin sangat berat bagimu dan merupakan pesaingmu, karena dengan itu hatimu akan bebas tanpa beban, dan melayang menemui hati kecilmu. Berbahagialah dengan kebahagiaan temanmu dan bersedihlah jikalau temanmu bersedih, namun tersenyumlah selalu jika kau mendapatkan kesedihan, karena dengan tersenyum kesediahanmu akan berusaha hilang sedikit-demi sedikit.
(II)
Kebahagiaan akan kau dapat selalu, jika kau mampu memahami dirimu. Dirimu yang terkadang inkonsisten terhadap prinsip, egois menyikapi masalah-masalah yang sebenarnya bukan sebuah masalah yang serius, pengecut dalam bertindak, dan bahkan menghianati dirimu sendiri.
Untuk memahami dirimu, diantaranya adalah ingatlah akan Tuhanmu [dzikir] dalam keadaan apapun, karena ia [dzikir] mampu mengendalikan dirimu baik dari egois, inkonsisten, kekejian dan lainnya. Ia adalah kontrol yang cukup dahsyat. Sesungguhnya berdzikir adalah kontrol bagi dirimu dari kemaksiatan karena dengan berdzikir berarti kamu mengingat sang Pencipta yang paling membenci kemaksiatan, sedangkan Tuhanmu adalah segala-galanya. Bagaimana kamu akan melakukan maksiat, sedangkan kamu ingat akan kekuasaannya, siksanya dan rahmatnya.
Juga, bersihkan dirimu dari segala kemaksiatan dengan menterjamah wuduk sebagai aktifitas pembersikan. Misalnya engkau membasuh muka niatkanlah untuk membersihkan matamu dari kemaksiatan, hidungmu dari menghirup hal-hal yang penuh dengan keburukan, mulutmu dari mengucapkan keburukan-keburukan, dahimu dari kebersujudanmu pada materi. Demikian juga ketika engkau membasuh kepala niatkanlah untuk membersihkan dari pikiran-pikiran kotor, tanganmu dari memegang hal-hal yang bukan hakmu, bukan kekuasaanmu, tidak serakah dan memamfaatkan untuk sesuatu yang tidak baik. Demikian juga kakimu, niatkan untuk membersihkan langkah-langkahmu dari jalan yang salah.
Setelah berniat untuk membasuh dan mensucian akan segala perbuatan-perbuatanmu yang dapat menghalangimu untuk menuju padanya [bermaksiat], maka niatkan pula untuk tidak melakunkannya kembali. Betapa indahnya jika wuduk bukan hanya dijadikan aktifitas formal, tapi diniatkan untuk menjaga kotornya anggota badan dari maksiat. Menjaga diri untuk tidak tersentuh hal-hal yang dapat membatalkan wuduk-itu secara formal- seperti menyentuk kemaluan [yakni tidak berzina dan menjaga hubungan agar tidak masuk kedalamnya], tidur dengan tidak teratur [yakni hilang dari engingat Allah], mengeluarkan sesuatu dari dua lubang yaitu kemaluan dan anus [yakni mengeluarkan sesuatu yang tidak pantas untuk dikeluarkan, seperti berkata kotor, memfitnah, ghibah dan lainnya. Iatulah mungkin makna dari pembersihan, dengan berwuduk. Meskipun dalam wuduk yuang dibersihkan adalah anggota badan namun dampaknya pada rohani cukup dalam. sehingga orang yang sering berwuduk [mebersihkan diri] maka ia akan mencapai kemulyaan. Mengapa? Orang yang punya wuduk selalu ingin menjaga wuduknya dengan tidak menyentuh hal-hal yang membatalkan atau tidak melakukan-sesuatu yang dapat membatalkan wuduknya. Seperti ia menjaga dari perempuan selain mahramnya, karena jika ia menyentuh perenpuan selain mahramya maka wuduknya batal. Jika menjaga dari itu maka dia tidak akan menyentuhnya. Demikian juga ia takut lupa pada Allah sehingga selalu berdzikir, dengan tidak melupannya meskipun dalam kondisi tidur.
Luarbiasa Islam memberikan pelajaran pada manusia. !!!
(III)
kebahagiaan yang sebenarnya adalah jika ia menemukan dirinya dalam segala kondisi.
(IV)
Islam selalu menganjurkan untuk selalu memotivasi diri dan meningkatkan diri, seperti arti Syawwal [peningkatan]. Artinya umat Islam dalam setiap harinya dan setiap waktunya harus lebih baik dari sebelumnya. Sebagai mana sabda Rasul saw barang siap yang hari ini lebih lebih baik dari hari kemaren maka ia beruntung, dan barang siap yang hari ini sama dengan hari kemaren ia merugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren maka ia dila’nat. sebuah motivasi yang luar biasa, yang diungkapkan beberapa abad silam. Dan selain itu, pekerjaan apapun yang kita lakukan harus baik dan berkualitas, Rasul bersabda Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang melakukan pekerjaan dengan professional (baik). Dan tidak menyia-nyiakan waktu, ia melakukan sesuatu dengan penuh dengan pertimbangan dan berasas mamfaat. Seperti Sabdanya “ Termasuk kebaikan islamnya seseorang jika meninggalkan sesuatu yang tidak bermamfaat”. “
(V)
Sesuatu yang sedikit akan menjadi banyak jika dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Sebenarnya, manusia yang ditimpa kemalasan ia merasa tidak pernah punya waktu untuk melakukan sesuatu. Ia bisanya hanya mengeluh, dan dengan alasan selalu sibuk menyelesaikan ini dan itu. namun pada kenyataannya, ia tidak dapat memperoleh sesuatu kecuali capek dan penyesalan. Mengapa? Ia karena ia tidak sabar dalam melakukan aktifitasnya disamping tidak mempunyai planning yang jelas dalam hidupnya. Sehingga hidupnya hanya mengalir tanpa memberi bekas apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar