Pagi-pagi aku nonton televisi yang bercerita tentang kesuksesan pemain bola basket Jepang, pelatih Jepang sebut saja namanya Aan, ia memulai karirnya dari awal dengan merekrut anggota yang masih muda-muda, mereka masih belum tahu banyak tentang bola basket, namun dengan kesungguhannya ia melatih pemain-pemain muda itu dengan sabar dan tekun, sehingga kekayaanya habis untuk biaya oprasional dan hutangnya menggunung, dan gara-gara tidak dapat mengembalikan kekayaannya dan hutangnya yang semakin bertambah, ditambah lagi pemain-pemain Jepang itu tidak pernah menang dalam pertandingan sehingga istrinya meninggal karena sok dan stress.
Pelatih tersebut tidak menyerah, meskipun dililit hutang dan kepercayaan para pengusaha sebagai tulang punngung biaya memudar, ia tetap optimis bahwa suatu saat nanti ia akan meraih sukses, dengan keoptimisan yang luar biasa itulah ia mengundang pemain-pemain Amerika untuk bertanding dengan timnya, kemudian diadakan jumpa pers untuk menarik penonton, namun pelak bagi pelatih itu, tim Amerika dan penangung jawabnya tidak mau bermain karena tim Jepang yang tidak terkenal dan tidak pernah menang akan membuat riputasenya menurun, maka akhir dari jumpa perspun menuai kegagalan, namun raut wajah sang pelatih Jepang itu tidak menamp[akkan kekecewaan, ia tetap manantang arus walau badaipun menghadang, kedua anaknyapun tidak mendukungnya untuk melanjutkan kenginan bapaknya, namun pelatih itu bersikeras dan menemui koordinator Tim Amerika, untuk terus bermain, dari Tim Amerika menyanggupinya asalkan ada uang kontrak dan harus dibayar diawal pertandingan, karena mereka yakin (tim Amerika) bahwa kemenangan akan ada dipihak mereka, sehingga uang sebagai jaminan dan harus ditempat tertutup. Pelatih itupun menyanggupinya, uang yang di minta pelatih tim Amerika itu tidak sedikit, dengan kondisi yang masih seak-seok ia meminta rekan-rekanya untuk mendukungnya sekali ini saja. Karena banyak yang simpatik dengan ketekunan dan kometmenya itu, maka ada pihak pengusaha yang membatu tim dari Jepang. Sehingga permainanpun dimulai.
Ketika permainan berlangsung, pihak Amerika menguasai lapangan, dengan skor 1-8, pemain Jepang kewalahan, dan satu persatu tidak kuat untuk melanjutkan pertandingan itu, setelah permainan babak pertama selesai dengan skor 2-10, maka pelatih itupun memotivasi para pemainnya dengan harapan-harapan yang cukupo menarik, misalnya“kalah tidak menjadi masalah, asal kamu bertanggung jawab pada dirimu sendiri”, “kesuksesan itu ketika mampu menjadi dirimu sendiri, dan maksimal dalam melakukan”, “meskipun mereka terkenal dan kamu belum dikenal dan kalah, maka setidak-tidaknya kamu pernah bermain dengan tim terkenal, dan kamu dapat banyak menimba pengalaman itu, “kamu tidak usah memikirkan berapa biaya yang saya habiskan, yang penting kamu bermain dan percaya dir,” “ ingat persatuan dan kekompakan akan menuai hasil yang luar biasa, anda bersatu maka anda akan menang”, “Jika kamu menang akan aku biayai sekolahmu dan karirmu samapai selesai, jika kamu kalah kesempatan itu akan hilang, namun tidak masalah asalkan kamu percaya bahwa kamu mampu, dan lakukanlah…dengan sungguh-sungguh,..ingat jangan tergantung pada pemain lain, jadilah dirimu sendiri”, itulah motifasi sang pelatih pada tim nya, motivasi yang luarbiasa itu ternyata mampu membangkitkan semangat pemain-pemainnya, sehingga dengan kekompakan mereka dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi memang sangat dibutuhkan bagi siapapu, baik motivasi dari dalam atau motivasi dari luar, jika anda seorang pemain motifasilah diri anda, sehingga anda mampu meraih sukses itu, dan jangan takut resiko, karena resiko bagian dari kesuksesan, jika anda seorang pelatih maka anda harus piuntar untuk mendorong atau memotifasi rekan-rekan anda dengan kekuatan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar