tanpa langkah pasti
dua orde mengisi kegamangan dan kehampaan
namun apa yang terjadi
harimau-harimau kekuasaan merobek
harapan
batu yang diam, obak yang berdebur,
angin yang merangsang
bagai sebuah saksi dari penghianatan
duka, itulah yang terungkap dari kalbu
tanpa tujuan pasti
kembali bumi pertiwi ini bersedu
menyambut reformasi, “katanya”
di sana, ada janji melangit
dengan kata “rakyat berkuasa”
tapi rakyat tetap menjadi “mangsa”
reformasi mah reformasi
tanpa ada perubahan pasti.
duka, itulah yang terungkap dari kalbu.
reformasi terus bergulir
kertas tertusuk atau ditusuk
tuk memilih pangeran-pangeran
kebohongan itulah yang terbebar
duka, itulah yang terungkap dari kalbu
batinku menyapa dengan lembut
selembut harapan bangsa
mungkinkah pertiwiku
akan akan perawan lagi
derai air mata membanjiri
bumi pertiwi tercinta
terus-menerus terkoyak
kesengsaraan, kemelaratan, juga kebobrokan
teriakan histeris menyambut kemerdekaan
dan kemenangan
dari kungkungan sang penjajah
yang telah memperkosa kekayaan dan kehormatan
360 tahun lamanya
duka, itulah yang terungkap dari kalbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar