jika kau berada di waktu sore maka jangan menunggu waktu pagi, jikalau kau berada di waktu pagi jangan menunggu waktu sore
< Umar bin Khattab>
Seandainya waktu dapat diputar, maka akan saya putar 180 derajad, untuk memperbaiki hari-hariku, hari yang hanya diisi dengan kesia-siaan, kehampaan, kekosongan, kemunafikan, kedhaliman, kemungkaran, ngobrol tanpa tema yang jelas, tidur yang hanya untuk pemuas nafsu, jalan-jalan tanpa tujuan yang pasti dan aktifitas lainnya. Mungkin ini pernyataan bodoh, mana ada waktu yang dapat diputar dan dikembalikan pada rotasi awal, sama seperti pengaduan atau rengekan orang-orang kafir ketika dibakar di neraka, dikarenakan telah menyia-nyiakan waktunya di dunia mereka hidup di dunia hanya untuk pemuas nafsunya, tanpa memiliki tujuan hidup yang jelas. Mereka mengatakan “seandainya Engkau ya Allah mengembalikan kami ke dunia niscaya kami akan berbuat baik”. Namun, sekali-kali mereka tidak akan pernah dikembalikan ke dunia. Rengekan dan penyesalan mereka tidak akan berarti sedikitpun. Itulah penyesalan mereka yang disebabkan kelalaian mereka dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai kholifatullah di bumi.
Mencintai waktu adalah cara yang terbaik bagi seorang Muslim, kecintaan mereka pada waktu akan membawa mereka pada kemanfaatan, karena mencintai adalah memelihara, menjaga, bertanggung jawab, dan memenejnya dengan baik, itulah cinta. Cinta waktu bukanlah memuaskan diri demi nafsu dan bukan pula demi terpuaskannya hasrat egoisme, namun menjaganya agar tidak terbuang sia-sia tanpa dapat mengambil manfaat disetiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan seterusnya..
Sulit memang mengatur waktu. Karena mengatur berkaitan dengan prinsip, jika kita tidak punya prinsip dalam hidup maka seperti air mengalir. Yang hanya terus mengalir menuruti aliran sungai, tanpa melihat ada hal-hal yang aneh disekitar kita yang harus lebih kita perhatikan. Waktu sangatlah berharga bagi mereka yang mengetahui akan arti waktu yang sesungguhnya.
(II) AKTIVITAS YANG MELELAHKAN
Diri adalah raja, yang mempunyai kekuasaan atas tubuh kita
Karena diri adalah tubuh kita, namun mesteri diri ini sangat sulit diungkap
Kecuali bagi mereka yang bersunggu-sungguh untuk terus mencari dirinya.
Ini cerita teman : Hari ini cukup mengesankan, di mana saya yang penakut dan pemalu, dapat membawa diriku untuk terus belajar pada fenomena, fenomena di luar diri saya. Jikalau sebelumnya saya orang yang cepat menyerah pada keadaan, malas dalam menjelajah hal-hal baru dan sering psimistik dalam menjalankan agenda. Maka ini, jikawaku meronta untuk mencoba hal yang baru dan harus menjadi yang pertama.
Pagi hari, saya mencatat beberapa agenda yang akan dilaksanakan pada sepanjang hari, dari menterjemah, mengkoreksi hasil ujian, ke Pasca sarjana untuk mengurus bea siswa yang akan saya kirimkan PEMDA, ke Toga Mas untuk mencari data penerbit yang menerbitkan buku-buku puisi (sastra), penyelesaikan penelitian. Secara sepintas kalau saya perhatikan program yang saya tulis pagi itu, rasanya tidak akan selesai, tapi aku harus menyelesaikan meskipun dalam kondisi apapun, saya harus istiqomah, saya harus menjadi yang terbaik, saya harus konsisten, saya harus berhasil walau apapun yang terjadi.
Benar, saya mampu menyelesaikannya. Walau ada beberapa program yang tidak terlaksanan secara sempurna, yang penting saya harus konsisten dengan program dan jadwal saya, program dan jadwal adalah janji, melanggar janji berarti berhutang atau tidak dikatakan munafik.
Berat memang untuk konsisten, namun tanpa konsisten tidak akan pernah berhasil, kunci keberhasilan adalah konsisten terhadap hal-hal yang sudah diprogramkan. Untuk menyelesaikan semuanya itu, tidaklah mudah karena membutuhkan kekuatan, yaitu kekuatan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang. Tanpa kekuatan motivasi mungkin semua makhluq tidak akan bergerak, namun motivasi di sini beragam, ada yang kuat, ada yang lemah. Kalau motivasinya tinggi maka perkembangannya akan cepat, namun jika motivasi rendah maka perkembangannya lambat.
Contoh, orang yang mempunyai motivasi rendah adalah orang yang membaca sesuatu namun ia tidak mempunyai tujuan atau tidak mengetahui apa mamfaat dari buku itu, sehingga ia hanya membaca dan membaca namun tidak akan memperoleh dari apa yang ia baca. Sedangkan orang yang mempunyai motivasi yang tinggi, seperti orang yang ingin menyelesaikan program doktoralnya, sedangkan ia tidak punya dana untuk menyelesaikan program itu, namun ia tidak menyerah lantaran tidak ada biaya, ia masih mempunyai otak untuk memutar unag, ia masih mempunyai tubuh untuk selalu bergerak, ia mempunyai hati untuk selalu berdzikir, dan ia mempunyai keyakinan, “ADA USAHA PASTI ADA JALAN”, “TUHANLAH YANG MAHA TAHU” dan “TUHAN MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG”, dengan spirit motivasi itu, ia terus bergerak dan bergerak. Dan ia membangun motivasi itu dengan Dzikir, dzikir sebagai wasilah untuk selalu mengingatkan dia dalam kondisi apapun, karena dengannya diri terus terpompa untuk selalu membenahi diri. Ketiaka ia selalu tidur dan malas untuk belajar, ia berdzikir ya hayyu ya qoyyum dan al-alim, atau ia membaca asma’-asma’ Allah yang lain yang mampu menggerakkan hatinya dan pikirannya. Disanalah sumber kekuatan untuk bergerak dan menggerakkan. Menggerakkan hati dan pikiran untuk selalu termotivasi untuk selalu berbuat, berbuat yang terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar