Facebook Halimi Zuhdy
Sabtu, 07 November 2009
PROF IMAM dan HARKAH MENULIS
kemaren (4 November 2009), saya mendengarkan ceramah Prof. Dr. H. Imam Suprayogo di masjid Tarbiyah, dan setiap kalimat yang ke luar dari idenya seperti guyuran hujan lebat dalam samudera hati, selalu ada motivasi dan selalu ada sinar positif yang menebar.
Sejak saya masih S1 dan sampai sekarang (mahasiswa program S3), alunan kata yang menggema dari-nya selalu membuat langkah ini tidak pernah berhenti, karena al-hayah hiyal al-harokah selalu menjadi dasar dari ungkapan-ungkapan-nya, karena hidup tanpa harokah seperti mayat, tak ada kemampuan apa pun apalagi memberikan konstribusi pada dunia, untuk membawa dirinya saja tidak mampu….kemudian al-al-haqokah hiya al-barokah, itulah yang selalu membuat pendengar terkesima untuk selalu ingin menyimak apa yang beliau sampaikan.
Orang yang selalu bergerak maka akan menghasilkan baik positif atau negative, tergantung kita, mau kita gerakkan kemana pikiran, hati dan tubuh kita, dan dengannya mampu mencipta dan berkonstribusi untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat.
Di antara isi ceramah beliau adalah tentang menulis, bagaimana beliau menulis setiap hari tanpa henti setelah shalat shubuh, dan bagaimana seharusnya mahasiswa dan dosen juga harus menulis, bagi dosen atau mahasiswa yang produktif menulis akan diberikan hadiah, dan hadiahnya yang dijanjikan tidak tanggung-tanggug, adalah sebuah mobil.
saya melihat, dari apa yang beliau sampaikan ada amaliqoh (raksasa) -terlepas dari hadiah yang dijanjikan- ialah sebuah gerakan besar di Universitas Ini, dan gerakan ini mampu untuk memunculkan kampus ke dunia internasional, yaitu gerakan menulis (harkah al-kitabah), mengapa harus menulis?
Pertama, kampus yang terkenal bukan karena bangunannya yang megah, menjulang tinggi sampai mencapai langit, dan juga bukan karena banyaknya mahasiswanya, tapi berapa karya yang sudah ia hasilkan.
Kedua, kampus yang mampu mendobrak dunia, adalah orang-orang yang ada di dalamnya (mahasiswa, karyawan dan dosen) , mereka tidak diam dengan hanya berpangku tangan, tapi mereka selalu bekerja keras untuk menghasilkan produk, di antaranya adalah menulis kemudian tulisannya disebarkan ke berbagai media, sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Gerakan prof Imam ini, akan dapat membuka mata dunia, jika direspon oleh semua kalangan yang ada di kampus ini, dari mahasiswa, karyawan dan dosen. Misalkan di kampus ini ada 6 ribu mahasiswa dan 200 dosen, dengan berbagai disiplin keilmuannya, mereka ter-ekstase untuk selalu menulis, dan mereka membublikasikan di media cetak atau media elektronik, maka mungkin di mesin pencari (google atau yang lainnya) akan selalu muncul dosen atau mahsiswa UIN Malang. Atau di media cetak, setiap Koran akan muncul nama-nama mahasiswa atau dosen setiap harinya, sehingga satu bulan saja, Indonesia di penulis oleh tulisan-tulisan mahasiswa UIN Malang. Apalagi tulisannya berbobot, pasti suatu saat akan menghiasi media di seluruh dunia, dan kampus ini akan menjadi kampus yang diperhitungkan.
Saya teringat ketika saya kuliah di King Saud University Riyad SA , setiap dosen diwajibkan untuk mempunyai website, dan website tersebut setiap tahunnya dilombakan, tahap pertama di setiap jurusan, fakultas kemudian universitas. Bagi website terbaik (isi, bobot, dll) maka mereka mendapatkan hadiah dari universitas. Dan ini, benar-benar membawa perubahan besar pada universitas tersebut. Tulisan-tulisan mereka tidak hanya berbahasa Arab, namun dari berbagai bahasa terutama bahasa Inggris, sehingga dapat diakses oleh penduduk dunia.
Harkah ini, sudah dimulai oleh Prof Imam sendiri, dengan menulis setiap hari yang kemudian tulisan-tulisannya dipublikasikan di website (http://www.imamsuprayogo.com/), dan tidak hanya dapat diakses oleh orang Indonesia, tapi oleh orang-orang Timur Tengah, Afrika, eropa dan Amerika. Dan saya juga mengharap, nanti website kampus juga menggunakan bahasa Internasional, sehingga dapat di akses lebih luas.
Mudah-mudahan harkah al-kitab ini, dapat direspon oleh seluruh sivitas akademik, dan UIN Malang mampu mewujudkan cita-citanya, dan kejayaan Islam akan kembali lewat UIN Malang. Insyallah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Salam menulis...
BalasHapusTerus menulis ustd. Saya dukung sepenuhnya. Jadikan goresan tinta menjadi lautan ilmu yang mnegisi dahaga setipa insan pencari ilmu sejati. Jangan hentikan setiap langkah dan goresan ustd.
M Ilham Marzuq