Senin, 15 Juni 2009
PUISI TORIQOT SASTRA
Dari Para Anggota TORIQOT
http://www.facebook.com/group.php?gid=92268457237
Selamet Hariadi
ketika rahasia itu terungkap
ada rasa yang tak kuat
fikir kembali menentukan arah rehat
hati berusaha kembali sehat
dalam renung... dan kesejukan semesta... ada gelombang azzam yang siap menjadi kuat...
Tulis di Dinding Selamet - Laporkan - Hapus
Eka Rahma
Kaifa ud'uka wa ana ana...
Kaifa La ud'uka wa Anta Anta...
Bagaimana Q menyerumu jika Q adalah Q,dan Bagaimana Q tidak menyerumu jika Engkau adalah Engkau...
Q terlalu hina untuk menyebut AsmaMu yang Mulia... Kar'na limpahan d0sa telah melumuri tubuh Q...
Q sadar Q adalah hina,namun Q sadar alangkah meruginya Q jika selama Kau masih mengizinkan jantung ini tetap berdetak dan nafas ini masih Kau izinkan untuk berhembus...
Tidak satupun keagungan asmaMu mengalir dari lisan Q...
Irhamna ya Allah...
Muhammad Iskandar
Kita..
Masih bisa tumbuh....masih bisa,
Tapi mati adalah pasti!
Tak ada gerak,
Tak berdetak,
Tak ada nafas,
Inna Lillahi...
Khozin Badri
Hanya Kau yang aku ingin
Hanya Kau yang aku cari
Dalam gelap
Dalam gemerlap matahari yang garang
Di bawah sinar bulan yang lembut
Di antara tarian bintang yang kadang ada dan tiada
Hati terus mencerca
Hasrat terus memburu
Di antara rimba kesombongan dan kepongahan
Di tengahtengah tafsir yang sudah kering
Dalam belahan Hadist yang penuh telikung
Di mana aku bisa menemukanMu...
Saat sujud hanya gerak reflek
Ketika ruku' hanya persembahan belaka
Takbir hanya simbol
Shalat hanya wacana untuk memperkaya diri
Di manakah aku bisa menemukanMu...
Ketika kebenaran jadi rebutan
Sabda suciMu hanya justifikasi kepentingankepentingan
Sabda nabiMu hanya penguat sementara
Selamet Hariadi
kenapa jiwa ingin pergi...!!?
kenapa kaki tak kesana..!?
kenapa fikir tercaci ...!?
kenapa...!?
semua cacat blm terjwab..
karena hanya terfikir belenggu dosa
karena ada jiwa terpengaruh karya
karya yang dikira tinggi menggunung
tanpa terfikir kalam ilahi dulu..
ok..! salam kangen dengan sastra! bagi pemimpin yang harusnya jadi pengayom n emang kita kan pemimpin buat diri kita & amanh yg kita emban..!
Amik Amri Rahmadhi
Tuan bertanya kenapa engkau di sini?
Aku menjawab karena Kau aku di sini
Apa hanya karena Aku engkau di sini?
...........................................?
Khozin Badri
Ketika malam tiba...
Aku berselimut malam
Aku dibaluri cahaya bulan dan bintangbintang
Aku hanyut dalam mimpimimpi antara nyata dan abstrak
Aku bersama malam merajut keinginankeinginan untuk esok pagi dan siang
Aku tak ingin malam cepat berlalu
Tapi pagi selalu datang walau aku tak mengundangnya....
Salam kenal wat semuanya...
Pertemuan ini semoga bisa menjadi motivasi...ya Rabb.
Halimi Zuhdy
Menjerat hati tuk bercinta
tapi ia selalu memberontak dan meronta
Membelenggu pikiran tuk berfikir
tapi ia selalu melejit dan membuana
Faridatul Munawaroh
Kesendirian dan keheningan. Kurasakan dunia yang kuinginkan menghilang ditempa awan . Kerinduanku akan pengembaraan seakan-akan muncul menuntutku lakukan sesuatu.
Tapi....ku tak tahu
Apakah ku hanya seorang pengecut yang takut akan realita? Yang menghindar dari amukan badai?
Yang berusaha sembunyi di bawah kedamaian?
Semoga ku bisa lakukan yang terbaik. Kan kuingat seorang bijak mengatakan..... Terbuka dengan hal- hal baru tetapi tetap kritis dan berhati-hati. Semoga ku bisa lakukan itu di suatu saat.....
Nurul Yaqin
jangan mengatakan cinta....
kalo kamu takut sengsara...
jangan mengatakan sayang...
kalo kamu mau yang sanang-senag...
Cinta adakalnya indah, adakalanya senang, tapi....
tak jarang cinta itu buta...
Mashuri Elfazie
Dalam sebuah renungan ada kekuatan spritual yang kadang melampaui logika. Keduanya memiliki penalaran tersendiri, dan kadang berlawanan. Sehingga menuntut kita untuk memutuskan sebuah kebenaran yang masih absurd. Refleksi terhadap dunia nyata seringkali kita anggap sebuah pijakan, namun di sisi lain penolakan dan ketidakpuasan muncul karena kecurangan indera kita yang menganggap sebuah kesempurnaan dalam persepsi kita akan memenuhi segala syarat yang kita butuhkan atas pemahaman kita pada kehidupan. Tulisan ini bukanlah sebuah tanggapan dari pesan dari sang pengampuh thariqat sastra, namun ia muncul dengan sendirinya saat saya bingung untuk menuliskan "kata" dalam layar ini. Tak ada sebuah kesimpulan yang menuntut saya untuk menulis. karena saya hanya berguru pada renungan dan kecurangan indera.
Hakmi Hidayat
Malam bergulir meraungkan
membelah gelap
beraroma mistik
biarkan, semua berteriak
aku tak akan goyah dari keindahan
biarkan, semua tertidur
akan manjakan diriku dengan rokok rindu
tuk tetap terjaga
mari berlayar dalam torekot ini.
Mashuri Elfazie
aku mencintainya melebihi cintaku kepada-Mu
lalu Kau angkat kebahagiaanku setinggi Arasy-Mu.
aku silau akan rahmatmu,
aku mabuk pada anggur yang kau tuang dalam cawan-Mu.
aku lupa berapa teguk yang ku minum, hingga aku lebur kedalam sir-Mu
ya rob, jangan pertemukan aku dengannya karena aku sangat mencintainya.
karena hanya cahaya yang Kau kirimkan kepadaku, akupun terbakar
sebelum sempat ku temui matahari.
aku sekarang mengerti seperti inilah cara-Mu mengenalkanku pada cinta-Mu.
cinta yang tak pernah bohong, cinta yang membebaskan aku dari kemunafikan.
wahai Kekasihku, tidakkah Kau terlalu berlebihan kepadaku hingga aku tak mengenal ucapan sang
penyair yang melukis keindahan dengan penanya. dunia yang Kau gambarkan tidaklah cukup
mewakili keindahan-Mu.
Nurul Inayah
Ku panggil cinta
yang datang Amarah
ku dendangkan rasa
yang muncul dusta
kubalutkan rindu
yang tiba adalah anggukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar