Halimi Zuhdy
Bagi seorang prajurit, waktu diibaratkan sebagai pedang. Pedang yang mempunyai sisi tajam, dapat merobek, membelah dan meruntuhkan benda-benda yang ada disekilingnya. Ketajaman pedang dan ketangkasan pemiliknya bisa menghabisi beribu-ribu nyawa. namun sebaliknya ketajaman pedang tanpa ketangkasan pemiliknya ia akan terbelah dan hancur dengan pedang yang tajam juga. Waktu adalah pedang, waktu dan pedang tidak akan pernah bermanfaat jikalau tidak dimanfaatkan, waktu akan berjalan begitu saja sesuai dengan perputaran bumi, pedang akan karat dan tidak bermanfaat jikalau sang pemilik tidak pernah mengasahnya dan mempergunakannya. Pedang bisa membunuh, mengambil buah, memotong kayu dan dapat dibuat alat untuk berbagai hal, tinggal bagaimana sang pemilik pedang dalam berkreatifitas.
Berbeda dengan pengusaha atau bisniman, waktu bukanlah pedang, namun waktu adalah uang. Dia akan selalu memamfaatkan waktunya dengan baik dengan strategi yang terencana, agar tidak rugi dalam berdagang atau berinfestasi. Satu menit saja lalai dalam penggunaan waktu, maka kerugian bisa bermiliaran. Waktu akan terus mengalir mengitari hidupnya, taruhan hidupnya adalah waktu itu sendiri. Sampai-sampai ada adagium yang mengatakan ”jika kamu dikalahkan waktu, maka kamu akan mati, jika kamu dapat menundukkan waktu maka kamu adalah raja penguasa jagat”. Betapa berharganya waktu bagi bisniman.
Waktu bagi siapapun yang mengaku hidup, atau masih merasakan manis -pahitnya dunia. Bagi seorang thalib ‘ilmi (pelajar), waktu adalah kecerdasan, kepintaran, keintelktualan dan kesuksesan. Kecerdasan dan keentektualan adalah bukti dari hasil ketekunan dalam membaca dan menganalisa. Membaca dan ketekunan proses dari keterlibatannya dengan waktu. Jika seorang pelajar mampu membagi, memamfaatkan dan memenej waktu dengan baik, maka ia akan mencadi cerdas dan pintar. Karena segala waktunya sudah termenej dan tertata. Baginya waktu adalah ilmu. jika seorang pelajar menyia-nyiakan waktunya, ia akan bodoh. Kebodohan bagi seorang pelajar adalah awal dari kerugian luar biasa, tidak adapt diukur dengan apapun. Karena belajar dan mencari ilmu baginya adalah keindahan.
Waktu bagi pencuri adalah kesuksesan dan kecelakaan. Jika seorang pencuri bermaksud mencuri di suatu tempat, dengan waktu yang sudah terancang, jam 02.30 misalnya, karena jam 04.00 pemilik rumah akan bangun. Maka, jika hal itu terjadi ia bisa celaka dan akan tertangkap. Maka waktu yang cukup singkat bagi mereka adalah waktu anatra kesuksesan dan kecelakaan. Lengah dalam melaksanakan, kehancuran akibatnya. Namun jika ia memanfaatkan waktunya yang singkat itu dengan baik,
Waktu bagi pemulung adalah setumpuk sampah, jika mereka terlambat untuk mengambilnya, karena kedahuluan oleh pasukan kuning. Maka sampah-sampah tempat mencari nafkah lenyam, akhirnya mereka tidak dapat mengumpulkannya sesuai dengan target. Pemulungpun harus punya kedisiplinan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar