Halimi Zuhdy
Subhannallah, sungguh saya sendiri kadang tidak merasa bahwa setiap langkah adalah intan, setiap dua langkah adalah permata, dan setiap tiga langkah adalah emas, kalau semakin jauh kita melangkah kita akan banyak mendapatkan lebih dari emas. Namun, intan, permata dan emas kadang membuat kilauan yang menjenuhkan dari pada hakekat kilauan sorga yang sudah dijanjikan. Dan yang paling sulit buat diri saya, adalah menikmati dan meniatkan bahwa setiap langkah adalah Ibadah. Seadainya kita benar-benar menikmati setiap langkah kita dan tahu hakekat langkah kita, maka tidak akan kita menyia-nyiakan arah langkah kaki kita walau satu jengkalpun.
Mari kira renungkan kisah seorang Seorang professor yang diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana , ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi.
Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.
Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Namun kemudian ia selalu kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu?" tanya sang professor.
"Melakukan apa?" tanya Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?" desak sang professor.
"Oh", kata Ralph, "Selama perang... Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal."
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam . Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah," katanya. "Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya."
"Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain."
Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup. Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan. Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan bersyukurlah setiap saat. Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini. Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri.
Indahnya setiap langkah kita apabila setiap tapak kaki adalah dzkir dan setiap jengkal adalah sholat dan setiap mil adalah sorga.
Halimi Zuhdy
Riyadh 3 Juni 2008
(Sungguh betapa Indah Jalannya dan mencintaiNya adalah pilihan
Subhannallah, sungguh saya sendiri kadang tidak merasa bahwa setiap langkah adalah intan, setiap dua langkah adalah permata, dan setiap tiga langkah adalah emas, kalau semakin jauh kita melangkah kita akan banyak mendapatkan lebih dari emas. Namun, intan, permata dan emas kadang membuat kilauan yang menjenuhkan dari pada hakekat kilauan sorga yang sudah dijanjikan. Dan yang paling sulit buat diri saya, adalah menikmati dan meniatkan bahwa setiap langkah adalah Ibadah. Seadainya kita benar-benar menikmati setiap langkah kita dan tahu hakekat langkah kita, maka tidak akan kita menyia-nyiakan arah langkah kaki kita walau satu jengkalpun.
Mari kira renungkan kisah seorang Seorang professor yang diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana , ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi.
Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.
Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Namun kemudian ia selalu kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu?" tanya sang professor.
"Melakukan apa?" tanya Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?" desak sang professor.
"Oh", kata Ralph, "Selama perang... Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal."
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam . Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah," katanya. "Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya."
"Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain."
Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup. Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan. Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan bersyukurlah setiap saat. Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini. Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri.
Indahnya setiap langkah kita apabila setiap tapak kaki adalah dzkir dan setiap jengkal adalah sholat dan setiap mil adalah sorga.
Halimi Zuhdy
Riyadh 3 Juni 2008
(Sungguh betapa Indah Jalannya dan mencintaiNya adalah pilihan
SubbahanAllah... indah dengan pesan mendalam...makasih yach.. sy sungguh terkesan..smoga Allah Ta'alla melipat gandakan pahala atas pencerahan ini..barakallahu fiikum Amien..
BalasHapus